Monday 26 November 2012

UNESCO Minta Asia Tenggara Jaga Warisan Budaya Dunia

Lembaga PBB UNESCO mengingatkan komitmen negara-negara anggota Konvensi Warisan Dunia untuk melakukan konservasi dan pengelolaan yang tepat atas situs warisan dunia. Menurut UNESCO, sangat penting untuk menjaga warisan dunia.

"Pekerjaan penting saat ini adalah tidak hanya menjaga situs warisan dunia dari aksi penghancuran dan pengrusakan, tapi juga melakukan pengelolaan yang tepat dan berkelanjutan atas situs warisan dunia yang telah ditetapkan itu," kata Direktur Kantor UNESCo Jakarta Hubert Gijzen dalam lokakarya Pengembangan Rencana Pengelolaan Situs Warisan Dunia Unesco di Sanur, Bali, Senin (26/11).

Lokakarya empat hari itu diikuti sekitar 100 perwakilan dari kantor UNESCO di Asia Tenggara, yakni Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Philipina, Thailand, Timor Leste dan Vietnam.

Hubert menegaskan, komitmen itu menjadi penting karena Konvensi Unesco tahun 1972 tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia telah berusia 40 tahun sehingga harus ada konsekuensi yang lebih luas untuk mengimplementasikannya.

Dia juga menekankan pentingnya situs warisan dunia mampu memberi nilai tambah bagi masyarakat setempat dan berkontribusi positif bagi mata pencaharian mereka. "Dengan pendekatan komprehensif yang melibatkan masyarakat bisa memastikan kelestarian dan keberlanjutan warisan dunia," imbuh Hubertz.

Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCo Arief Rachman menyatakan telah mendorong pemerintah daerah menerbitkan Perda (peraturan daerah) untuk mengelola situs itu secara tepat, berkelanjutan dan memberi manfaat bagi perekonomian setempat.

Perda itu, kata Arief, juga untuk mencegah timbulnya ancaman atas warisan dunia, seperti pengrusakan pencurian dan penghancuran. "Di Sumatera, hutan hujan tropis yang ada terancam dicoret dari penilaian warisan alam karena aktivitas pemekaran yang mengakibatkan pembukaan lahan hutan," ungkap Arief.

No comments:

Post a Comment